Berebut Pemimpi(n)

Menjelang Pilkada serentak yang akan dimulai dengan kampanye pada 25 September hingga 23 November 2024 dan dilanjutkan dengan pemungutan suara pada 27 November 2024 nanti, kita akan memasuki fase penting dalam pertarungan politik antarpartai atau koalisi partai. Momentum ini bukan sekadar kompetisi perebutan kekuasaan, melainkan momen penting bagi provinsi dan kabupaten/kota untuk menentukan pemimpin/kepala deerahnya yang mampu menghadapi tantangan dan membawa perubahan nyata.

Kontestasi ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang tidak hanya menawarkan janji dan mimpi yang dibalut retorika politik, tetapi juga memiliki visi dan kemampuan untuk merealisasikan program-program yang berdampak positif pada pembangunan daerah. Setiap suara yang diberikan masyarakat memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan daerah, menentukan arah kemajuan, dan mencetak prestasi. Provinsi, kabupaten, kota di Indonesia memiliki potensi, kekhasan, dan keunikan masing-masing, inilah yang harus dieksplorasi dan dikembangkan oleh calon pemimpin daerah guna mendongkrak pendapatan dan ekonomi daerah.

Saat ini, menjelang Pilkada, adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk memilih pemimpin dengan visioner, memastikan bahwa pilihan tersebut akan menghasilkan pemimpin yang berdedikasi, berkompeten, dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Menebar Mimpi

Saat kampanye, kita akan disuguhkan dengan retorika manis yang diorasikan oleh para calon pemimpin daerah. Setiap kata dan janji disampaikan dengan penuh pesona dan meyakinkan. Namun, harus dicermat dan dipastikan bahwa janji-janji tersebut tidak hanya sekadar “jualan” kecap manis semata, tetapi benar-benar tercatat dalam program kerja calon kepala daerah dan menjadi kontrak politik kandidat kepada masyarakat—konstituennya. Meminjam peribahasa Latin, verba volant, scripta manent—apa yang terucap akan hilang, tetapi apa yang tertulis akan abadi, menyejarah!. Di sinilah peran masyarakat untuk memastikan bahwa program-program tertulis tersebut memang memberikan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat.

Di balik janji manis para kandidat, ada tanggung jawab besar yang harus diemban pemilih. Masyarakat tidak boleh terbuai oleh kata-kata yang indah tanpa menilai substansinya. Setiap janji harus dicermati dengan seksama: apakah itu hanya pepesan kosong ataukah merupakan visi yang terencana dengan matang serta program kerja yang benar-benar dapat memajukan daerah dalam lima tahun ke depan.

Ini adalah saat yang krusial untuk menguji kredibilitas dan komitmen para calon. Jangan biarkan pesona retorika dan orasi calon kepala deerah menutup mata pemilih terhadap kenyataan. Masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas, yang menilai dengan objektif dan mendalam program kerja yang disampaikan. Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan bahwa suara kita tidak hanya menjadi bagian dari ritual demokrasi—diminta dan diharapkan, tetapi menjdi kunci bagi masa depan bagi provinsi, kabupaten, atau kota yang lebih baik, penuh kemajuan, dan kesejahteraan, sehingga setelah pemilihan, calonnya menang, tetapi masyarakat tidak ditinggalkan.

Sang Pemimpi(n)

Sejatinya, seorang pemimpin adalah seorang pemimpi—visioner yang memiliki pandangan jauh ke depan dan membangun gagasan serta ide-ide yang mampu menghadirkan manfaat besar bagi bangsa dan negara. Pemimpi(n) sejati bukan hanya sekadar pelaksana tugas partai politik pengusung, tetapi juga, mereka—menjadi arsitek masa depan yang merancang strategi dan jago mengeksekusi mimpi tersebut menjadi aksi untuk kemajuan daerah.

Mimpi besar yang digagas oleh calon pemimpin tidak boleh berhenti pada tahap janji kampanye semata. Masyarakat sebagai pemilih memiliki peran penting dalam mengawal dan memastikan bahwa visi tersebut bukan sekadar retorika, tetapi benar-benar menjadi agenda yang terwujud dalam tindakan nyata. Partisipasi aktif dan pengawasan masyarakat adalah kunci untuk memastikan bahwa mimpi besar ini dapat direalisasikan, bukan hanya untuk kepentingan transaksional sesaat tetapi untuk kemajuan jangka panjang.

Mari kita jadikan momen Pilkada ini sebagai peluang untuk memilih pemimpin yang tidak hanya memiliki ambisi besar memimpi(n) tetapi juga memiliki rencana konkret dan kapasitas untuk mewujudkannya mimpi tersebut. Dengan dukungan dan komitmen masyaakat Indonesia, visi mereka dapat menjadi kenyataan, membawa dampak positif yang luas dan berkelanjutan bagi seluruh bangsa.

Note: Artikel ini di-submit ke LKBN Antara, Kamis, 05 September 2024

Penulis adalah Sekjen FORDOBI, dan Sekjen Ikatan Doktor Alumni UNJ, Wakil Ketua Umum Asosiasi Praktisi Human Resource Indonesia (ASPHRI), Penulis Buku MANAGING CITIES, & Dosen Luar Biasa MM Universitas Paramadina.